Breaking News
Loading...
Rabu, 16 Oktober 2019

Deteksi Penyakit Tungro di Laboratorium

4:42 PM

Penyakit tungro yang disebabkan oleh virus tungro berbentuk batang dan spiral selama ini diidentifikasi lapangan melalui penampakan fenotipik tanaman yang terkena serangan virus tungro. Tanaman menunjukkan gejala perubahan warna pada daun muda, yaitu menjadi kuning-oranye dan umumnya perubahan warna daun  dimulai dari ujung daun, tanaman padi menjadi kerdil, jumlahan akan sedikit, dan pertumbuhannya terhambat.
Di lapang/sawah, tanaman padi yang terinfeksi virus-virus tungro seringkali memperlihatkan gejala penyakit tungro yang jelas. Berdasarkan pengetahuan ini, hasil pengamatan gejala penyakit dan juga ditambah dengan data populasi vektor wereng hijau pada prinsipnya dapat digunakan untuk menetapkan (diagnosis) bahwa suatu tanaman terserang virus-virus tungro.
Mengingat unsur kemudahannya, metode ini banyak digunakan, meskipun bersifat sementara. Untuk lebih menguatkan lagi dalam penetapan penyakit, biasanya dilakukan uji penularan atau bioassay, baik dengan menggunakan wereng hijau yang diambil dari tempat kejadian serangan maupun yang sengaja dipelihara untuk keperluan penularan.
Kekeliruan dalam identifikasi suatu serangan hama/penyakit menyebabkan kesalahan tindakan dalam pengendaliannya.  Suatu serangan hama/penyakit tanaman yang kerdil tidak serta merta terkena virus tungro, begitu pula dengan perubahan warna daun menjadi kuning, kekurangan unsur nitrogen juga menyebabkan daun tanaman menjadi kuning, begitu pula dengan penyakit rice grassy stunt virus (RGSV) yang disebabkan oleh wereng coklat memperlihatkan gejala yang mempunyai kemiripan dengan gejala penyakit tungro.
Diagnosis yang benar akan menentukan ketepatan rekomendasi pengendalian dan bermanfaat dalam kegiatan survey penyakit tungro. Untuk lebih memastikan bahwa tanaman yang terserang virus tungro memang betul terserang virus tungro salah satu caranya yaitu dengan melalukan uji lanjutan di labolatorium dengan menguji sampel tanaman yang diidentifikasi terkena serangan.
Terdapat beberapa uji yang selama ini dikenal dalam mengidentifikasi penyakt tungro yaitu Uji Iodiium, Uji Penularan, Uji enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), dan dengan menggunakan teknologi Molekuler dengan memanfaatkan teknik PCR dan Marka Molekuler. Teknik lain yang sangat tergantung pada alat mikro skop elektron, ialah metode “leaf dip” ataupun metode gabungan dengan serologi (ISEM) dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, karena dapat melihat langsung partikel virusnya.
(bbpadi)(maspolhut)

0 comments:

 
Toggle Footer