Salah satu upaya untuk mencapai hasil optimal tanaman padi adalah mengendalikan lingkungan tumbuh. Lingkungan tumbuh meliputi tanah, air, udara, cahaya matahari, dan lainnya. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah yang subur, gembur, tata air dan udara yang baik, dan mengandung banyak bahan organik.
Bahan organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman. Peran bahan organik adalah meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah memegang air, meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki media perkembangan mikroba tanah. Tanah yang memiliki kadar bahan organik rendah mengindikasikan kemampuan tanah untuk mendukung produktivitas tanaman juga rendah.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah maka perlu penambahan pupuk organik. Pupuk organik merupakan dekomposisi bahan organik atau proses perombakan senyawa komplek menjadi senyawa sederhana dengan bantuan mikroba. Beberapa jenis pupuk organik diantaranya pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan meningkatkan kemampuan agregat, meningkatkan ketersediaan hara, dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah. Peningkatan ketersediaan unsur hara makro N, P, K dan unsur hara mikro yang cukup bagi tanaman dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi.
Pengembalian bahan organik ke dalam tanah merupakan hal yang harus dilakukan agar lahan pertanian tetap produktif. Bahan organik dapat mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga dapat berproduksi secara optimal.
Jenis Bahan Organik Tanah
1) Pupuk kandang
Pupuk kandang merupakan campuran kotoran padat, air kencing, dan sisa makanan (tanaman). Susunan kimia pupuk kandang tergantung dari (a) jenis hewan, (b) umur dan keadaan hewan, (c) penyimpanan pupuk sebelum dipakai. Sebagian yang terdapat dalam padatan pupuk kandang terdiri dari senyawa organik yang sama dengan bahan makanannya, antara lain selulosa, pati dan gula, hemiselulosa, dan lignin (Brady, 1990).
2) Pupuk hijau
Pupuk hijau adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau sisa tanaman. Pupuk hijau yang biasa digunakan berasal dari tanaman legum, karena tanaman ini memiliki kemampuan untuk mengikat N2 udara dengan bantuan bakteri penambat N yang menyebabkan kadar N dalam tanaman relatif tinggi. Pupuk hijau dapat diberikan pada waktu dekat penanaman tanpa harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu.
3) Pupuk kompos
Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Selain menyediakan nutrisi bagi tanaman, pupuk kompos dapat memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik, kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan.
Kompos juga membuat tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman. Pada tanah tipe pasir, material kompos berguna sebagai perekat sehingga tanah menjadi lebih solid. Sedangkan pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah agar tidak terlalu solid. Secara kimiawi, pupuk kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya.
Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar dapat diserap dengan mudah oleh tanaman. Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak, baik dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah akan memperkaya tanah dengan zat hara penting bagi tanaman.
4) Pupuk hayati
Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme tanah yang dapat membantu penyediaan nutrisi tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu mikroorganisme yang dikembangkan sebagai pupuk hayati adalah Pseudomonas flourescens. Bakteri ini berperan sebagai pemacu pertumbuhan (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) karena menghasilkan zat pengatur tumbuh (ZPT) dan dapat meningkatkan ketersediaan hara melelui produksi asam organik (Lindermann dan Paulitz, 1990).
Kandungan bahan organik
Material
|
% Nitrogen (N)
|
% Phosphate (P2O5)
|
% Kalium (P)
|
Tingkat perkiraan pelepasan nutrisi
|
Pupuk kandang sapi
|
0,25 - 5
|
0,15 - 9
|
0,25 – 1,5
|
medium
|
Pupuk kandang kuda
|
0,3 – 2,5
|
0,15 – 2,5
|
0,5 – 3
|
lambat
|
Pupuk kandang unggas
|
1,1 – 2,8
|
0,5 – 2,8
|
0,5 – 1,5
|
medium – cepat
|
Bungkil kedelai
|
7
|
0
|
1
|
-
|
Kompos
|
1,5 – 3,5
|
0,5 - 1
|
1 – 2
|
medium
|
Abu kayu
|
0
|
1 - 2
|
3 - 7
|
cepat
|
Serbuk kayu gergaji
|
0 - 1
|
0 – 0,5
|
0 – 1
|
sangat lambat
|
Ekstrak rumput laut
|
1
|
2
|
5
|
cepat
|
Jerami/batang jagung
|
0 – 0,5
|
0 – 0,5
|
1
|
sangat lambat
|
Legume/tanaman polong
|
2 - 4
|
0 – 0,5
|
2 – 3
|
medium
|
Potongan rumput
|
1 - 2
|
0 – 0,5
|
1 - 2
|
medium
|
Sumber : Messick, 2013; Koenig dan Johnson, 2011
Perbedaan kompos dan pupuk kandang
Kompos
|
Pupuk kandang
|
Pelepasan nutrisi lama
|
Kandungan nutrisi lebih tinggi
|
Penyebarannya lebih mudah
|
Kadang-kadang sulit penyebarannya
|
Kemampuan menurunkan potensial air lebih rendah
|
Kemampuan menurunkan potensial air lebih tinggi
|
Mengurangi tingkat patogen (Salmonella, E. coli)
|
Meningkatkan potensi tingkat patogen
|
Sedikit berbau
|
Terkadang bau menimbulkan masalah
|
Lebih mahal untuk membeli
|
Lebih murah untuk membeli
|
Sumber : Barry et al., 2000
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dengan jumlah yang cukup untuk perumbuhan dan produksi tanaman. Kesuburan dan produktivitas tanah saling berhubungan, apabila kesuburan tanah menurun maka produktivitas tanah juga menurun. Penambahan bahan organik diperlukan untuk mengatasi lahan-lahan yang mengalami degradasi yang ditandai dengan adanya penurunan bahan organik.
Bahan organik berfungsi memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Bahan organik mampu menyediakan air dan udara yang dibutuhkan tanaman. Beberapa cara yang digunakan untuk mendapatkan bahan organik adalah dengan pengembalian sisa panen, penggunaan pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos yang telah mengalami dekomposisi terlebih dahulu agar dapat dimanfatkan oleh tanaman. (bbpadi)(maspolhut)
0 comments:
Posting Komentar