Breaking News
Loading...
Minggu, 20 Oktober 2019

Teknik Produksi Benih Padi Hibrida

11:53 PM

Padi hibrida yang merupakan tanaman F1 hasil persilangan antara GMJ (A) dengan galur pemulih kesuburan (R) hanya dapat ditanam satu kali, karena bila hasil panen hibrida ditanam lagi akan mengalami perubahan yang signifikan sebagai akibat adanya segregasi pada generasi F2 sehingga pertanaman tidak seragam dan tidak baik. Oleh karena itu benih F1 harus diproduksi dan  petani juga harus selalu menggunakan benih F1.
Produksi benih padi hibrida mencakup dua kegiatan utama yaitu : produksi benih galur tetua dan produksi benih hibrida.  Galur tetua meliputi GMJ, B dan R. GMJ bersifat mandul jantan, produksi benihnya dilakukan melalui persilangan GMJ x B.  Galur B dan R bersifat normal (fertil), produksi benihnya dilakukan seperti pada varietas padi konvensional (inbrida). Benih hibrida diproduksi melalui persilangan GMJ dan R.
Beberapa faktor yang mutlak harus diperhatikan dalam produksi benih padi hibrida adalah :
1. Pemilihan lokasi yang tepat, yaitu bersih dari benih-benih tanaman lain, bukan daerah endemik hama dan penyakit utama, tanah subur, cukup air, mempunyai sistem irigasi dan drainasi yang baik, dan tingkat keseragaman (homogenitas) tanah yang tinggi.
2. Kondisi cuaca yang optimum, yaitu :
  1. Suhu harian 20-30 °C
  2. Kelembaban relatif  ± 80%
  3. Sinar matahari cukup (cerah) dan kecepatan angin sedang
  4. Tidak ada hujan selama masa berbunga (penyerbukan)
3. Isolasi dari pertanaman padi lainnya.
Untuk menghindari terjadinya kontaminasi penyerbukan dari polen yang tidak diinginkan, areal pertanaman produksi benih harus diisolasi dari pertanaman padi lainnya.  Ada tiga macam isolasi yaitu: isolasi jarak, isolasi waktu, dan isolasi penghalang fisik.
  1. Isolasi jarak. Pada produksi benih F1 hibrida, isolasi jarak dengan pertanaman padi lainnya minimal 100 m, sedangkan pada produksi benih galur A minimal 500 m.
  2. Isolasi waktu. Pada isolasi ini perbedaan waktu berbunga antara pertanaman produksi benih dengan tanaman padi disekitarnya minimal 21 hari.
  3. Isolasi penghalang fisik. Pada isolasi ini dapat digunakan plastik sebagai penghalang dengan ketinggian ± 3 m.
4. Perbandingan jumlah baris antara tanaman A dan B pada perbanyakan galur A dan antara tanaman A dan R pada produksi benih F1.
  1. Benih A, digunakan perbandingan baris tanaman 2B :    4-6A, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Jarak tanam antar baris tanaman A terluar dengan baris tanaman B terluar adalah 30 cm. Jarak tanam di dalam baris B adalah 20 cm.
  2. Pada produksi benih F1 hibrida, digunakan perbandingan baris tanaman 2R : 8-12A, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Jarak tanaman A terluar dengan baris tanaman R terluar adalah 30 cm. Jarak tanam didalam baris R adalah 20 cm.
5. Arah barisan tanaman. Untuk meningkatkan penyebaran polen, arah barisan tanaman galur A dan B atau R dibuat tegak lurus arah angin pada waktu pembungaan
(bbpadi)(maspolhut)

0 comments:

 
Toggle Footer