Breaking News
Loading...
Rabu, 16 Oktober 2019

Tabela Jarwo Dengan Penggerak Traktor Roda Dua

5:05 PM

Perubahan iklim yang dinamis akhir-akhir ini berdampak pada berkurangnya curah hujan sehingga perlu diperhatikan waktu penanaman sesuai jadwal tanam. Penanaman padi pada umumnya masih menggunakan cara tanam pindah dengan tangan.
Untuk mengantisipasi perubahan iklim tersebut maka tidak bisa mengandalkan tenaga manusia, yang sekarang ini cenderung berkurang. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan adalah menggunakan cara tanam benih langsung yaitu Alat Tanam Benih Langsung (Atabela) dengan cara penanaman menggunakan sistem Jajar Legowo (Jarwo), dengan penggerak Traktor Roda 2, pada lahan kering.
Alat ini merupakan hasil  modifikasi alat tanam yang sudah ada, dengan mengoptimalakan pemanfaatan/ keberadaan Traktor Roda 2 yang banyak terdapat di lapangan/ dimiliki petani.
Atabela Jarwo hasil penelitian dan perekayasaan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) ini memiliki beberapa keunggulan yakni mampu mengatasi permukaan lahan yang tidak rata, dengan penutup alur tanam maka benih terhindar dari serangan burung sesaat setelah tanam, menghasilkan baris tanam yang teratur sehingga memudahkan penyiangan tanaman, serta dapat menghemat biaya tanam. Pola tanamnya jarak antar baris 20 cm dan jarak antar baris legowo 40 cm.
Efisiensi kerja alat ini sangat tinggi mencapai 70% dan konsumsi benih yang digunakan  30-45 kg/ha, kapasitas kerja 3,31 – 4 jam/ha, dengan bobot 52 kg. Adapun syarat lahan untuk tanam adalah lahan harus terolah sempurna, kedalaman hardplan < 20 cm, serta bersih dari seresah.
Di Indonesia telah dikenal dengan berbagai cara penanaman padi meliputi cara tanam benih langsung yang cenderung diaplikasikan untuk lahan kering dan cara tanam pindah yang cenderung dilakukan pada lahan basah.
Kegiatan tanam pindah ini  dimulai dengan menyemai bibit dan selanjutnya baru ditanam di lahan dengan menggunakan tenaga manual (manusia) ataupun dengan menggunakan alat tanam. Kedua cara tanam tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga harus disesuikan dengan kondisi lahan dan lingkungan sekitar.
Kehadiran teknologi ini dapat menjadi alternatif cara dan waktu tanam padi lebih cepat dan tepat waktu. Teknologi ini prospektif dikembangkan oleh agro-industri, meliputi perusahaan alsin maupun bengkel alsintan di daerah. (bbpadi)(maspolhut)

0 comments:

 
Toggle Footer