Breaking News
Loading...
Selasa, 22 Oktober 2019

Konsumsi dan Effisiensi Penggunaan Air

12:21 AM

Rata-rata konsumsi air lebih rendah pada kondisi intermitten (8.397 m3/ha/musim) dibandingkan yang digenang terus (10.019 m3/ha/musim). Namun demikian, penghematan konsumsi air dengan cara intermitten ini belum diikuti dengan peningkatan secara nyata efisiensi penggunaan air, karena efisiensinya dari sekitar 0,78 kg/m3 pada kondisi digenang baru sedikit naik pada kondisi intermitten, yaitu menjadi 0,91 kg/m3. Peningkatan efisiensi yang masih relatif kecil ini diduga lebih disebabkan karena rendahnya produktivitas pada kondisi inttermiten akibat investasi gulma yang lebih padat, bukan oleh faktor yang lain.
Efisiensi penggunaan air berkorelasi positif dengan kandungan air relatif di daun. Efisiensi penggunaan air menurun diikuti oleh pengurangan kandungan air relatif maupun berat daun spesifik. Pada varietas yang efisien penggunaan airnya seperti IR5178 dicirikan oleh kandungan air relatif yang lebih tinggi dan berat daun spesifik yang tinggi. Laju transpirasi meningkat bilamana kandungan air relatif daun cukup tinggi dan varietas yang mempunyai berat daun spesifik rendah seperti UPLR 5 mempunyai efisiensi penggunaan air yang rendah karena hasil gabahnya lebih rendah meskipun kandungan air relatif di daun cukup tinggi.
Efisiensi penggunaan air bervariasi menurut varietas berkisar antara 2,35 mg jaringan/g H2O dan 4,01 mg jaringan/g H2O. Tingkat keragaman efisiensi penggunaan air ini ditentukan oleh variabel berat daun spesifik (specific leaf weight) dan kandungan air relatif (relative water content) di daun. Berat daun spesifik berkisar antara 32 g/m2 dan 44 g/m2 sedangkan kandungan air relatif bervariasi antara 84,9% sampai 90,7%. Apabila sifat-sifat yang dimiliki tanaman padi seperti ini dikombinasikan dengan cara pengeloaan air intermitten diharapkan dapat berdampak lebih besar terhadap penghematan konsumsi air.
Penghematan kebutuhan air melalui sistem intermitten tersebut menjadi penting sehubungan kelangkaan air global telah menjadi isu dan keprihatinan dunia belakangan ini. Para ilmuwan air International Rice Research Institute (IRRI) memperkirakan pada tahun 2025 dua pertiga dataran bumi akan mengalami kekurangan air baik secara fisik maupun ekonomis. Dua pertiga bagian itu merupakan kawasan tropis dan subtropis yang juga menjadi lahan-lahan utama sentra budidaya padi dunia.
(bbpadi)(maspolhut)

0 comments:

 
Toggle Footer