Breaking News
Loading...
Senin, 14 Oktober 2019

Penurunan Kesuburan Tanah

7:30 PM

Penyusutan kesuburan tanah sebagian disebabkan oleh adanya kehilangan hara dari tanah, yang dapat terjadi melalui pemanenan hasil tanaman (panen hara), aliran air permukaan (run off), dan pelindian (leaching). Kehilangan hara karena pemanenan hasil tanaman tergantung pada produksi dan cara panennya.
Peluang kehilangan hara meningkat sejalan dengan produksinya. Kehilangan karena panen akan besar apabila jerami ikut terangkut keluar sebab jerami juga banyak mengandung hara, termasuk Si dan terutama K, karena sekitar 80% dari K yang terserap tanaman padi tersimpan dalam jerami.
Telah banyak diketahui bahwa ketersediaan beberapa unsur hara dalam tanah relatif kurang, sehingga untuk menopang tercapainya sasaran hasil padi yang tinggi diperlukan pemupukan. Di samping hara N, P, dan K, di beberapa tempat yang memiliki karakteristik lahan tanah sawah berkapur, berbahan induk berkadar S rendah, berdrainase buruk dan bereaksi masam dengan pH<5,00 ditengarai kahat akan S dan kadang kadang Zn. Oleh karena itu selain N, P, dan K  yang sejak lama telah diaplikasikan secara luas dalam bentuk pupuk, di beberapa tempat  hara S, Zn, dan Cu perlu juga ditambahkan untuk menunjang perolehan hasil padi yang tinggi.
Di dalam tanah, unsur hara bergerak dari suatu tempat ke tempat lain. Arah gerakan dapat ke segala arah dan prosesnya berlangsung dalam fase cair atau larutan tanah. Menurut Yoshida ada dua mekanisme yang mengendalikan gerakan unsur dalam tanah, yaitu difusi dan aliran massa (mass-flow). Perbedaan kadar suatu unsur tertentu antara dua tempat/titik akan menyebabkan adanya gerakan hara yang bersangkutan, mengarah dari tempat yang berkadar tinggi ke tempat yang berkadar lebih rendah. Karena perbedaan tekanan atau ketinggian air dalam tanah akan bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Air dalam tanah didapatkan dalam bentuk larutan, maka bersama air yang bergerak terangkut pula unsur/senyawa yang terlarut di dalamnya. Mekanisme gerakan hara  seperti itu disebut aliran massa.
Laju dan jumlah unsur hara yang bergerak ditentukan oleh jenis unsur hara atau senyawa pupuk, sifat tanah, dan keadaan air dalam tanah. Fosfor relatif sukar bergerak dalam tanah, sebab di samping bahan sumber pupuk P yang digunakan berkelarutan rendah, ion fosfat juga kuat terikat oleh partikel tanah. Berbeda dengan P, unsur N dalam tanah sangat mobil, karena mudah larut dalam air dan terikat oleh partikel tanah secara lemah. Kalium meskipun tidak mudah bergerak seperti halnya N, namun ia lebih mobil jika dibandingkan dengan P.
Pada kondisi lingkungan yang sama, unsur hara lebih mudah bergerak dalam tanah yang bertekstur lebih kasar. Di samping mudah meloloskan air, tanah yang bertekstur kasar juga tidak kuat memegang hara karena kapasitas tukar kationnya (KTK) rendah. Unsur hara dalam tanah bergerak melalui fase cair, oleh karena itu makin banyak air di dalam tanah makin lancar laju gerakan hara dalam tanah.
Unsur hara akan dapat diserap tanaman apabila unsur hara yang bersangkutan berada pada permukaan akar. Ada tiga proses yang menyebabkan unsur hara dapat berada pada permukaan tanah, yaitu (a) penangkapan oleh akar (root interception), (b) aliran massa (mass flow), dan (c) diffusi. Karena tumbuh memanjang, maka akar akan menemukan dan bersentuhan dengan unsur hara. Evapotranspirasi menyebabkan adanya gerakan lengas tanah menuju daerah perakaran. Bersama gerakan lengas tersebut akan terangkut unsur hara ke permukaan akar. Apabila akar menyerap hara, maka daerah dekat permukaan akar kandungan unsur haranya akan menurun. Hal itu menyebabkan terciptanya perbedaan (gradient) kadar unsur hara yang menurun ke arah permukaan akar. Hal tersebut menimbulkan gerakan unsur hara ke permukaan akar. (bbpadi)(maspolhut)

0 comments:

 
Toggle Footer