Angka prevalensi kekurangan gizi khususnya Zn diseluruh dunia termasuk di Indonesia masih tergolong tinggi, nilai prevalensi stunting di Indonesia sekitar 36,2%. Berdasarkan data 2017 dari Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan bahwa pemerintah telah menerbitkan daftar 100 kabupaten dengan permasalahan stunting yang perlu segera ada penanganan.
Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah kekurangan gizi yaitu dengan fortifikasi, namun hal itu tidak cukup menyelesaikan masalah, sehingga pada tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan IRRI dan Harvest Plus turut berkontribusi nyata dalam mengatasi stunting, salah satunya dengan melepas padi dengan kandungan Zn tinggi dengan nama Inpari IR Nutri Zinc.
Inpari IR Nutri Zinc mempunyai banyak kelebihan dibanding beberapa varietas lain dalam hal kandungan Zn. Berdasarkan data deskripsi yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2019, bahwa kandungan Zn pada varietas tersebut sebesar 34,51 ppm sementara varietas lain seperti Ciherang memeiliki kandungan 24.06 ppm.
Keunggulan itulah diharapkan dapat turut mensukseskan program pemerintah dalam mengatasi kekurangan gizi Zinc dan meminimalisir stunting di Indonesia.
Kekurangan Zn dalam tubuh selain berakibat menurunnya daya tahan tubuh, produktifitas, dan kualitas hidup manusia, kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor kekerdilan atau stunting. Biofortifikasi pada Inpari IR Nutri Zinc diharapkan dapat membantu peningkatan nilai gizi sekaligus mengatasi kekurangan gizi besi pada masyarakat. Varietas ini memiliki kadar amilosa 16,6 persen dan potensi kandungan Zn 34,5i ppm. Selain kaya nutrisi, varietas ini juga memiliki produktivitas tinggi, tahan WBC, Blas, dan Tungro, serta rasa nasi enak dan.
Gaya hidup sehat yang terus berkembang mendorong kian tingginya kebutuhan masyarakat akan pangan sehat. Berkembangnya ilmu dan teknologi, membuat fungsi nasi pun bergeser, bukan hanya sumber karbohidrat namun sekaligus fungsi kesehatan (bbpadi)(maspolhut)
0 comments:
Posting Komentar